Supplychain management, manajemen yang mana untuk meminimasi cost dan memenuhi seluruh demand di setiap wilayah dengan aturan tidak ada wilayah yang kekurangan namun diperbolehkan ada pabrik yang kelebihan produksi Membangun 1 pabrik HC di Savannah yang mengirim 14000 ke Indiana dan 1000 ke Pennsylvenia. Dengan kelebihan kapasitas di
Dalam proses bisnis terdapat aktivitas-aktivitas yang krusial dalam alurnya. Untuk memproduksi suatu barang, tentu saja dibutuhkan bahan baku. Supaya bahan baku atau material produksi bisa sampai ke tangan produsen, maka diperlukan pemasok atau supplier bahan baku tersebut. Dalam mata rantai bisnis, setiap prosesnya penting untuk dikelola. Strategi supply chain atau mata rantai pasok merupakan hal paling krusial demi lancarnya proses bisnis dari alur bahan mentah yang berasal dari supplier hingga menjadi barang jadi dan sampai ke tangan konsumen. Oleh karena itu, SCM atau Supply Chain Management dibutuhkan untuk mengelola mata rantai pasok. SCM Supply Chain Management mengurus seluruh alur produksi barang maupun jasa, mulai dari komponen mentah hingga pengiriman akhir produk ke konsumen. Dalam menjalankan strategi SCM Supply Chain Management, sebuah perusahaan membuat sebuah jaringan supplier yang menggerakkan produk sepanjang proses dari material mentah hingga ke pihak-pihak yang berinteraksi langsung dengan user. Apa itu Supply Chain?Tipe-tipe Supply Chain1. Upstream Supply Chain2. Downstream Supply Chain3. Internal Supply ChainApa itu SCM Supply Chain Management?Tujuan dari SCM Mengapa SCM Supply Chain Management Penting bagi Sebuah Bisnis?Kelebihan dan Kekurangan SCM Supply Chain ManagementPerbedaan Logistik dan Supply ChainCara Kerja SCM Supply Chain Management pada Bisnis1. Perencanaan2. Penyediaan Sumber Daya3. Manufaktur4. Pengiriman dan Logistik5. PengembalianPenerapan dan Contoh SCM Supply Chain ManagementPeran Software SCM Apa itu Supply Chain? Supply chain dapat diartikan sebagai mata rantai pasok. Dalam kegiatan bisnis, supply chain memiliki penjelasan lebih dalam yaitu sebagai proses secara menyeluruh dari pembuatan dan penjualan produk-produk komersial, termasuk setiap tahapan dari alurnya yaitu dari pemasokan material atau bahan dan proses manufaktur barang yang juga melalui proses distribusi dan penjualan. Lingkup supply chain meliputi sebuah jaringan dari semua organisasi, individu, sumber daya, aktivitas, transportasi, peralatan, dan juga teknologi yang terlibat dalam proses produksi dan penjualan sebuah produk ataupun jasa. Supply chain menjabarkan semua proses dari pengiriman sumber bahan baku dari supplier sampai ke produsen hingga akhirnya dikirim dan sampai ke tangan user atau konsumen. Tipe-tipe Supply Chain Proses-proses yang terdapat di dalam supply chain cukup kompleks dan banyak bagian yang terus bergerak sehingga mengelolanya pun tidak mudah. Supply chain disederhanakan menjadi tiga jenis sebagai berikut 1. Upstream Supply Chain Upstream supply chain melingkupi semua aktivitas yang berkaitan dengan bagian-bagian dari supplier, yaitu pihak yang menyediakan sumber bahan mentah dan mengirimkannya ke manufaktur. Proses upstream termasuk pengadaan bahan mentah untuk produksi barang dan biaya operasional produksi. Perusahaan yang berfokus pada upstream supply chain dapat memastikan kualitas produk jadi, melacak level inventaris, meminimalisir kekurangan material mentah, dan meningkatkan kepuasan konsumen akhir. 2. Downstream Supply Chain Downstream supply chain merujuk pada aktivitas setelah proses manufaktur, seperti aktivitas distribusi produk ke toko ritel atau e-commerce dan penjualan ke konsumen akhir. Operasional downstream supply chain termasuk juga pemenuhan pemesanan produk dan pengiriman. Alur informasi dari downstream supply chain berakhir pada konsumen akhir. Perusahaan yang berfokus pada downstream supply chain dapat meningkatkan pengalaman konsumen dan menimba keuntungan yang kompetitif. Pengiriman produk yang tepat waktu adalah kunci dari proses downstream. 3. Internal Supply Chain Internal supply chain yaitu aktivitas dalam mata rantai pada sebuah perusahaan yang menyediakan material produksi dan pabrikasi. Proses ini melibatkan fungsi-fungsi multipel di dalam perusahaan seperti penjualan, produksi, dan distribusi. Performa perusahaan akan meningkat dengan integrasi dari fungsi-fungsi tersebut. Apa itu SCM Supply Chain Management? SCM Supply Chain Management adalah proses pengelolaan pengiriman produk mulai dari bahan mentah yang diolah hingga menjadi produk jadi ke konsumen. Termasuk di dalamnya itu perencanaan suplai, perencanaan produk, perencanaan demand, penjualan dan perencanaan operasional, dan manajemen suplai. SCM Supply Chain Management mengoptimasi pembuatan produk dan alur dari sumber bahan mentah lalu ke proses manufaktur, logistik, dan akhirnya pengiriman ke konsumen akhir. Pengelolaan supply chain ini meliputi perencanaan dan eksekusi proses yang terintegrasi yang dibutuhkan untuk mengelola pergerakan material, informasi, hingga modal keuangan dalam segala aktivitas yang secara luas melibatkan perencanaan demand, suplai, produksi, manajemen inventaris dan gudang penyimpanan, transportasi atau logistik, dan pengembalian produk yang cacat produksi atau berlebih. SCM Supply Chain Management bertumpu pada strategi bisnis, spesialisasi software, dan kolaborasi kerja. Dengan proses yang ekspansif dan kompleks, setiap pihak mulai dari supplier hingga manufaktur dan seterusnya harus berkomunikasi dan bekerja sama untuk menciptakan efisiensi, mengelola risiko, dan beradaptasi pada perubahan dengan cepat. Tujuan dari SCM Ada beberapa objektif dari SCM Supply Chain Management yang penting untuk dipahami. SCM Supply Chain Management mempunyai tujuan yaitu menyelaraskan suplai dan demand secara efektif dan efisien. Selain itu juga untuk menghindari berbagai macam masalah yang dapat muncul selama proses integrasi supply chain. Masalah yang sering muncul terkait dengan pengadaan sumber daya, pengelolaan akuisisi, manajemen supplier, manajemen customer relationship, identifikasi masalah dan meresponnya, dan juga manajemen risiko. Objektif strategik dari SCM Supply Chain Management adalah untuk memenangkan kompetisi pasar atau paling tidak untuk bertahan di pasar. Untuk memenangkan kompetisi, sebuah bisnis harus mampu menyediakan produk yang benar-benar bagus dan layak. Supply chain harus bisa menyediakan produk yang terjangkau, berkualitas, dan bervariasi. Jika produk bisa memenuhi demand dan ekspektasi konsumen, bisnis Anda akan dengan mudah memenangkan kompetisi pasar. Mengapa SCM Supply Chain Management Penting bagi Sebuah Bisnis? Sistem SCM Supply Chain Management yang efektif dapat meminimalisir biaya, limbah, dan waktu pada siklus produksi. Standar industri yaitu menjadi just-in-time supply chain di mana penjualan ritel secara otomatis memberikan sinyal penambahan pesanan kepada manufaktur. Stok ritel kemudian bisa ditambahkan hampir secepat produk tersebut terjual. Satu cara untuk meningkatkan proses ini adalah menganalisa data dari supply chain partner untuk melihat di bagian mana yang membutuhkan perhatian dan peningkatan lebih jauh. Dengan menganalisa data dari supply chain partner, SCM dapat berjalan efektif dan dapat meningkatkan value siklus supply chain. Mengidentifikasi potensi masalah. Ketika seorang konsumen memesan produk melebihi kemampuan manufaktur untuk menyediakan produk tersebut, pembeli bisa jadi komplain terkait pelayanan yang buruk. Melalui analisis data, manufaktur jadi bisa mengantisipasi kekurangan tersebut sebelum pembeli harga secara dinamik. Produk yang musiman mempunyai masa umur yang terbatas. Pada akhir musimnya, produk-produk ini biasanya dijual dengan diskon yang besar. Maskapai penerbangan dan hotel misalnya, biasanya akan menyesuaikan harga secara dinamik untuk memenuhi permintaan. Dengan menggunakan software analitik, teknik prediksi yang serupa dapat meningkatkan alokasi inventaris yang menjanjikan. Tool dari software analitik membantu mengalokasikan sumber daya dan menjadwalkan kerja berdasarkan prediksi penjualan, pemesanan barang, dan pengiriman material mentah. Manufaktur dapat mengkonfirmasi tanggal pengiriman produk ketika pemesanan dilakukan. Hal ini dapat secara signifikan menghindarkan dari kesalahan pemenuhan pesanan. Kelebihan dan Kekurangan SCM Supply Chain Management SCM Supply Chain Management mempunyai beberapa kelebihan yang mendatangkan keuntungan bagi sebuah bisnis sehingga berdampak pada profit yang lebih tinggi dan brand image yang lebih baik serta keuntungan kompetitif yang lebih baik juga. Beberapa kelebihannya yaitu Kemampuan yang lebih baik untuk memprediksi dan memenuhi permintaan konsumenVisibilitas supply chain yang lebih baik, manajemen risiko dan sifat prediktifMengurangi proses yang tidak efisien dan limbah produkKualitas produk meningkatMeningkatkan sustainability, baik dari sudut pandang yang bersifat sosial maupun lingkunganMemangkas biaya yang tidak diperlukanMeningkatkan cash flowLogistik lebih efisien Selain mempunyai kelebihan, SCM Supply Chain Management juga mempunyai beberapa kekurangan dalam penerapannya. Setiap bisnis dalam menjalankan SCM Supply Chain Management tentu akan berhadapan dengan beberapa tantangan yang merupakan kekurangan dari penerapan SCM Supply Chain Management itu sendiri jika dalam pelaksanaannya kurang mempunyai strategi yang tepat, yaitu seperti berikut Ketersediaan bahan baku yang tidak terpenuhi jika mempunyai supplier yang tidak berkomitmenBanyak pihak terlibat dan memiliki kepentingan yang beragamKetersediaan produk yang tidak pasti jika kapasitas pabrik tidak dimaksimalkanStok produk yang berlebihan jika proses distribusi terhambatPermintaan produk tidak pasti karena kurangnya pemasaran produk Perbedaan Logistik dan Supply Chain SCM Supply Chain Management memetakan strategi dan aktivitas-aktivitas yang dimasukkan ke dalam perencanaan, penyediaan sumber daya, produksi, dan pengiriman barang, dan juga mengatasi masalah pengembalian barang. Logistik berfokus pada produk yang tepat berada di tempat yang tepat pula dan di waktu yang tepat, dan bagaimana produk-produk tersebut sampai di sana. Kunci perbedaan antara SCM Supply Chain Management dan logistik yaitu terletak pada jangkauan dan fokusnya. Kunci perbedaan di antara mereka termasuk Logistik adalah aktivitas-aktivitas di dalam SCM Supply Chain Management. SCM melakukan berbagai aktivitas seperti produksi dan perencanaan inventaris, perencanaan kerja, manajemen material dan fasilitas, manufaktur dan pengiriman barang dan Supply Chain Management bertujuan untuk meningkatkan proses untuk mencapai keuntungan yang kompetitif, sedangkan logistik menekankan pada pemenuhan kebutuhan konsumen dan ekspektasi fokus pada pengiriman barang yang efisien dan efektif ke mengontrol pengembangan bahan baku mentah hingga menjadi produk jadi yang berpindah dari supplier ke produsen lalu ke gudang kemudian ke ritel dan akhirnya ke konsumen. Berikut perbedaan SCM Supply Chain Management dan logistik yang dijabarkan dalam tabel LogistikSCM Supply Chain ManagementLogistik merupakan satu aktivitas di dalam SCMSCM meliputi aktivitas-aktivitas yang cukup luas; termasuk perencanaan, penyediaan sumber material, manajemen kerja dan fasilitas, produksi dan pengiriman barang dan jasaLogistik berfokus pada pengiriman barang secara efisien dan efektif ke konsumenSCM menargetkan performa operasional yang lebih tinggi yang akan memberikan bisnis sebuah keuntungan yang kompetitifLogistik berpusat pada pemindahan dan transportasi barang dalam sebuah perusahaanSCM memangku pengembangan material mentah menjadi barang jadi yang berpindah dari produsen ke manufaktur. Barang-barang tersebut di distribusikan ke ritel atau langsung ke konsumen Cara Kerja SCM Supply Chain Management pada Bisnis Ada lima komponen dari sistem SCM Supply Chain Management yang dijelaskan sebagai berikut 1. Perencanaan Perencanaan dan pengelolaan semua sumber daya sangat penting untuk memenuhi permintaan konsumen atas produk atau jasa sebuah bisnis. Ketika supply chain sudah ditentukan dan tetap, tentukanlah metrik untuk mengukur apakah supply chain efisien, efektif, memperlihatkan value ke konsumen dan memenuhi tujuan perusahaan. 2. Penyediaan Sumber Daya Pilihlah supplier untuk menyediakan barang dan jasa yang dibutuhkan untuk membuat produk-produk bisnis Anda. Lalu, tetapkan proses untuk memonitor dan mengelola hubungan supplier. Kunci prosesnya termasuk pemesanan, penerimaan, pengelolaan inventaris dan otorisasi pembayaran supplier. 3. Manufaktur Aturlah dengan baik semua aktivitas yang dibutuhkan untuk menerima bahan baku mentah, manufaktur produk, menguji kualitas, mengepak untuk pengiriman dan menjadwalkan pengiriman. 4. Pengiriman dan Logistik Koordinasikan pesanan konsumen, penjadwalan pengiriman, pengiriman muatan, invoice untuk konsumen, dan penerimaan pembayaran. 5. Pengembalian Buatlah sebuah jaringan atau alur untuk mengambil kembali barang yang cacat produksi, kelebihan produk, atau produk yang tidak diinginkan. Penerapan dan Contoh SCM Supply Chain Management Perusahaan umumnya mempunyai sebuah sistem SCM Supply Chain Management yang melibatkan beberapa pihak yang berkaitan dalam satu alur melalui 6 langkah, yaitu bahan baku mentah, supplier, manufaktur, distribusi, ritel, dan konsumen. Sumber Penjelasannya sebagai berikut Bahan Baku mentah Langkah pertama yang merupakan tahap awal supply chain adalah penyediaan bahan baku mentah yang sesuai dengan kriteria dan standar perusahaan. Harus dipastikan ketersediaan bahan baku mentah memenuhi permintaan perusahaan sehingga tidak menimbulkan masalah pada proses selanjutnya. Supplier Bahan baku mentah yang sudah memenuhi syarat perusahaan dikirim ke supplier yang kemudian dijual kembali dalam jumlah besar ke berbagai perusahaan yang membutuhkan untuk produksi barang atau jasa. Manufaktur Sesampainya di manufaktur, bahan baku mentah tersebut diolah hingga menjadi produk jadi. Kemudian dilakukan pula pengujian produk sehingga lolos uji kualitas, lalu produk jadi yang lolos uji kualitas akan didistribusikan ke konsumen. Distributor Distributor bertugas mendistribusikan produk ke seluruh area target. Biasanya distributor tidak menyalurkan barang langsung ke konsumen akhir, namun ke pedagang ritel terlebih dahulu. Ritel Pengusaha ritel memegang kendali penuh untuk urusan pemasaran produk. Pihak ritel ini yang langsung berinteraksi dengan konsumen akhir dan menjual produknya langsung ke konsumen akhir. Konsumen Setelah melalui 5 langkah sebelumnya, produk akhirnya pun sampai di konsumen akhir. Pihak konsumen ini yang kemudian akan menentukan demand produk selanjutnya. Setelah berada di tangan konsumen, siklus supply chain ini kembali berputar mulai dari bahan baku mentah untuk produksi. Dalam penerapannya, SCM memiliki 4 model yaitu model make-to-stock terintegrasi, model build-to-order, model penambahan berkelanjutan, dan model perkumpulan channel. Contohnya, Starbuck menerapkan model make-to-stock terintegrasi. Model ini melacak permintaan konsumen secara real-time, sehingga inventaris bisa diproses dan distok ulang secara efisien. Data yang didapat secara real-time juga dapat digunakan untuk mengembangkan dan memodifikasi rencana produksi dan penjadwalan. Starbuck menggunakan beberapa channel distribusi ― tidak hanya menjual minuman kopi ke konsumen tetapi juga menjual biji kopi dan juga bubuk kopi untuk bisnis yang lebih besar lintas industri. Starbuck sukses mengintegrasi semua sumber dari permintaan dengan menggunakan sistem informasi otomatis untuk manufaktur. Sistem ini melingkupi perencanaan, manufaktur, penjadwalan, dan kontrol inventaris. Peran Software SCM Beberapa masalah bisa muncul dalam pelaksanaan SCM. SCM harus bisa mengontrol area jaringan distribusi mulai dari jumlah, lokasi, supplier fasilitas produksi, pusat distribusi, pergudangan, dan konsumen. Untuk melaksanakan proses supply chain ini, dibutuhkan sebuah strategi sehingga bisa lebih efektif dan efisien. Oleh karenanya, dibutuhkan teknologi terintegrasi atau software sehingga proses distribusi dapat berjalan dengan lancar. Dengan bantuan software distribusi, informasi harga distribusi, inventaris, dan juga masalah transportasi bisa terlaksana dengan lancar. Salah satu software distribusi yang bisa Anda gunakan demi kelancaran proses SCM perusahaan Anda yaitu Sidig. Pelajari selengkapnya dengan mengunjungi
A Supply Chain Management Supply chain adalah semua aktivitas perusahaan dalam memenuhi kebutuhan konsumen yang di dalamnya terdapat aliran dan transformasi barang mulai dari bahan baku sampai ke konsumen akhir dan disertai dengan aliran informasi dan uang [4]. Struktur rantai pasokan perusahaan terdiri dari
– Bagi para pelaku bisnis dalam menjalankan aktivitas usahanya, tentu saja mempunyai tujuan utama untuk meraup keuntungan yang besar. Supaya tujuan yang diinginkan bisa segera terwujud, maka harus benar – benar memperhatikan alur manajemen produk bisa berupa barang atau jasa dengan cara menerapkan supply chain management. Pengertian Supply Chain Management Supply Chain Management SCM atau mudahnya bisa disebut sebagai manajemen rantai pasokan yang mana menjadi salah satu bidang paling berpengaruh dalam ruang lingkup dunia bisnis karena mempunyai hubungan langsung terhadap kekuatan daya saing dari perusahaan itu sendiri. Bagi para pelaku usaha yang tergolong masih baru, sedikit demi sedikit mulai mempelajari supply chain management sangat disarankan. Dengan begitu, Anda sebagai pengusaha bisa membuat usaha tersebut maju seiring berjalannya waktu. Tujuan Supply Chain Management Supply chain management memiliki tujuan untuk mengirim produk secara tepat waktu untuk memuaskan konsumen, mengurangi biaya, meningkatkan produktivitas perusahaan dalam rantai Suppy dengan cara meminimalisir waktu, lokasi dan aliran kuantitas bahan. Melakukan Supply chain management sangatlah penting dan berdampak besar bagi suatu perusahaan untuk memperlancar proses produksi dan pemasaran, sehingga dapat memenuhi kebutuhan konsumen. Supaya Supply chain dapat terkendali secara efektif, maka perlu adanya arus informasi yang relevan. Selain itu, rasa saling percaya antar bagian entah itu dari pemasuk, perusahaan hingga konsumen. Komponen Dasar Supply Chain Management Berdasarkan penjelasan yang diberikan oleh Worthen dan Wailgum, terdapat beberapa komponen dasar dari Supply Chain Management seperti Sukses tidaknya penerapan Supply Chain Management sangat bergantung pada proses dimana Anda mulai merencanakan strategi yang hendak diterapkan pada bisnis tersebut. Tujuan utama dalam proses perencanaan strategi adalah agar bisa tercapai efektivitas dan juga efisiensi biaya. Selain itu, terjaminnya kualitas produk atau jasa juga bisa ditentukan sejak awal agar saat sampai ke konsumen bisa timbul rasa puas. Para pelaku bisnis harus bisa menentukan pilihan yang tepat terkait dengan supplier bahan bakunya. Pastikan supplier tersebut adalah sosok perusahaan kredibel dan bisa bertanggung jawab tas dukungan penuh dari proses produksi yang dilakukan. Oleh karena itu, seorang manager supply chain management, harus mempunyai kemampuan seperti menetapkan standar harga, mengatur pengiriman dengan baik, pembayaran bahan baku yang sudah dipesan, menjaga hingga terus berupaya untuk meningkatkan hubungan bisnis yang baik dengan para suppliernya. Komponen ini sudah masuk pada tahap manufacturing. Pada tahap ini, manajer supply chain management harus mampu melakukan penyusunan berbagai jadwal aktivitas sebagai pendukung proses produksi, uji coba terhadap produk, proses pengemasan, hingga proses persiapan pengiriman. Selain itu, perusahaan juga harus mampu melakukan beberapa tindakan seperti produktivitas pekerja, output produksi dan pengukuran kualitas. Pada tahap ini, perusahaan harus mampu memenuhi kebutuhan para konsumennya dengan cara melakukan pengelolaan jaringan gudang penyimpanan yang tepat, menentukan distributor yang tepat hingga mengatur sistem pembayarannya. Sebagai pihak perencana Supply Chain Management harus bisa menciptakan jaringan yang responsive, fleksibel dan memudahkan konsumen dalam proses mendukung pengembalian produk cacat yang dikomplain kan oleh para konsumen. Dengan penanganan yang baik, konsumen pun tak akan merasa kecewa karena berhasil mendapatkan pelayanan maksimal. Kelebihan dari Penerapan Supply Chain Management Dengan menerapkan Supply Chain Management pada bisnis, ternyata mampu menciptakan berbagai keuntungan pada bisnis itu sendiri seperti halnya Kepuasan Para Pelanggan Penopang terbesar perkembangan pada bisnis adalah kepuasaan dari para pelanggannya. Dengan menerapkan penggunaan Supply Chain Management pada bisnis, diharapkan mampu menciptakan rasa puas yang lebih kepada para pelanggan sehingga tingkat kepuasan itu seiring berjalannya waktu akan terus meningkat pesat. Disini dalam upaya menciptakan kepuasan, perusahaan mampu memproduksi produk sesuai dengan spesifikasi yang diminta oleh para pelanggan sebagai mitra usaha. Dengan memperhatikan tingkat kepuasan pada para pelanggan, diharapkan mereka pun bisa menjadi konsumen setia kita dalam kurun waktu lama long term. Pertumbuhan Pada Pendapatan Semakin banyak pelanggan yang setia pada produk kita, maka akan memunculkan potensi peningkatan pada pendapatan. Terlebih lagi jika mereka berkomitmen untuk menjalin hubungan usaha untuk jangka panjang. Peningkatan produksi dan stok produk menjadi semakin tinggi karena semakin banyak diminati oleh para pengguna. Akhirnya secara perlahan tapi pasti, kondisi tersebut akan berpengaruh langsung para peningkatan pendapatan yang signifikan. Biaya yang Dikeluarkan oleh Perusahaan Tanpa menerapkan Supply Chain Management, banyak perusahaan yang harus merogoh kocek dalam – dalam untuk berbagai kebutuhan seperti pengadaan barang, proses produksi hingga proses pendistribusian produk. Dengan menerapkan Supply Chain Management, pengeluaran dari aktivitas operasional perusahaan bisa ditekan karena adanya aliran produk yang sudah terintegrasi sehingga bisa diterima dengan baik oleh para konsumen. Aset Perusahaan Menjadi Bisa Lebih Maksimal Agar penerapan Supply Chain Management bisa berjalan dengan lancar, dukungan dari teknologi yang mumpuni sangatlah penting. Dengan adanya teknologi yang mumpuni dan up to date pada sebuah usaha, maka karyawan pun harus memiliki kemampuan yang bisa mendukung suksesnya manajemen rantai pasokan. Kinerja karyawan dari hari ke hari harus terus ditingkatkan untuk mencapai target yang diinginkan oleh perusahaan. Keuntungan dari Waktu ke Waktu Dengan adanya Supply Chain Management, perusahaan bisa melakukan penjualan produk lebih maksimal. Selain itu, efisiensi proses produksi hingga distribusi juga bisa menjadi penopang untuk terus meningkatkan pendapatan secara berkala. Jika perusahaan mampu mempertahankan performanya, keuntungan yang diraup juga bisa di atas rata – rata. Pihak Media Bagi Pasar Supply Chain Management ternyata juga sangat efektif dijadikan sebagai mediasi pasar. Jika perusahaan sudah mampu memastikan mekanisme supply chain diterapkan dengan baik, tentu semua barang yang disuplai akan sesuai dengan keinginan para pelanggan hingga konsumen akhir. Melalui Supply Chain Management, perusahaan juga menjadi lebih mudah dalam proses identifikasi produk yang paling diminati oleh para pelanggan dan selanjutnya pihak perusahaan bisa mengkomunikasikan lebih lanjut pada bagian produksi hingga bagian desain. Berjalannya Waktu, Perusahaan Menjadi Semakin Besar Tujuan utama yang diinginkan oleh perusahaan akan tercapai melalui penerapan Supply Chain Management. Keuntungan yang didapatkan dalam secara berkala, secara otomatis akan berdampak langsung pada semakin besarnya perusahaan. Kekurangan dari Penerapan Supply Chain Management Selama menerapkan Supply Chain Management, pastinya para pengusaha tak bisa lepas dari masalah yang ternyata menjadi kekurangan dari Supply Chain Management itu sendiri. Apa saja kekurangan yang biasa terjadi pada penerapan Supply Chain Management itu? Bahan Baku Bahan baku sebagai komponen pendukung utama produksi bisa saja terganggu jika penerapan supply chain management kurang tepat. Kondisi ini erat kaitannya dengan kemampuan supplier yang sudah Anda pilih terhadap kesanggupannya dalam memenuhi kebutuhan barang baku. Pabrik yang Kurang Dimaksimalkan Kegagalan penerapan Supply Chain Management bisa juga berdampak langsung pada pemanfaatan kapasitas pabrik menjadi kurang maksimal. Misalnya saja pabrik bisa melakukan produksi hingga 1000 produk, namun prakteknya hanya bisa produksi 600 produk saja. Inilah yang dinamakan tak bisa memanfaatkan kapasitas pabrik dengan maksimal. Produk yang Berlebihan Selain itu, pemanfaatan kapasitas pabrik yang sudah maksimal, jika tidak dibarengi dengan proses distribusi yang mumpuni, akan membuat persedian produk menjadi berlebihan. Ini juga merupakan salah satu dampak dari kegagalan penerapan Supply Chain Management. Transportasi yang Tinggi Dalam proses distribusi produk ke distributor atau gudang penyimpanan di luar kota, efisiensi pengiriman harus selalu diterapkan untuk bisa menekan biaya transportasi. Kegagalan Supply Chain Management bisa memicu tingginya biaya transportasi. Misalnya saja begini, jika ada beberapa distributor dalam satu arah yang sama, sebaiknya dibuatkan jadwal pengiriman yang sama. Produk yang Tidak Pasti Kemampuan pemasaran yang buruk, juga menjadi salah satu dampak dari kegagalan penerapan Supply Chain Management. Tingkat kepercayaan para pelanggan yang rendah, menciptakan resiko permintaan produk yang tidak pasti. Prinsip – Prinsip yang Digunakan Pada Supply Chain Management Prinsip pada Supply Chain Management biasanya digunakan sebagai tolak ukur sinkronisasi dan koordinasi pada kegiatan yang berhubungan langsung dengan aliran produk yang melibatkan suatu organisasi hingga lintas organisasi. Prinsip – prinsipnya antara lain Membuat segmentasi pelanggan berdasarkan dari kebutuhan. Mendengarkan dan melakukan pengamatan lebih lanjut, sehingga proses perencanaan pun bisa dilakukan lebih optimal. Mengelola berbagai sumber suplai dengan tujuan bisa menekan biaya. Mengembangkan strategi teknologi yang paling cocok untuk mendukung rantai pasokan secara keseluruhan sehingga mempermudah proses pengambilan keputusan. Mengadopsi pengukuran kinerja saat proses penerapan supply chain dilakukan dengan tujuan agar bisa meningkatkan pelayanan kepada para konsumen akhir. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google Berita.

Abstract Sstrategy of Supply Chain can help (1) drive resiliency, agility and predictability. (2) Enable inteligent, end to end supply chain visibility and Real Time Insights to Turn Disuption

Advantages of Supply Chain ManagementCost efficiencyEnhance outputAvoids delay in processEasily identify problem areasBetter collaborationDisadvantages of Supply Chain ManagementExpensive to implementComplicatedLack of co-ordination among departmentsRequires trained and personalized staffLack of reliabilityCost efficiencySupply chain management assist in attaining cost efficiency within the organization. It aims at optimizing all process of business which bring down the production cost, packaging cost, warehousing and transportation cost and avoids any wastage of goods by facilitating timely delivery. It minimizes the overall operating expenses and enhances the overall outputThe concept of supply chain management aims at maximizing the overall productivity of business. Supply managers monitor all production processes and ensure that all resources are efficiently utilized. Any wastage of resources is avoided which lead to maximize the overall delay in processPreventing any delays of business process is one of the major advantage of supply change management. Supply chain manager ensure that all materials are timely acquired for facilitating uninterrupted production of products. Also, they regulate all delivery and logistics services of business which promote delivery at right time at right location thereby avoiding any identify problem areasSupply chain management enable business in recognizing its issue that are adversely affecting its reputation and profitability. Managers can easily track the performance of every department and identify which one is lacking in delivering its duties. In absence of this concept, it will be difficult to detect the issue and every department will blame each other for any problem that collaboration Process of supply chain management bring better collaboration among distinct parties of business. It focuses on developing a proper communication channel within the business for avoiding any confusion or disputes. Smooth flow of information among all stakeholders like employees, customers, suppliers and distribution enhance understanding which leads to create a better of Supply Chain ManagementExpensive to implementMajor limitation of process of supply chain management is that it is quite expensive to implement. It requires large investment in terms of time, money and other resources that become unaffordable for small of supply chain management involves numerous complexities as it involves several departments within the organization. It may lead to create confusion and hamper the normal functioning of business. Employees may feel hesitant and demotivated to accept this concept as it is new to them thereby giving rise to several other difficulties. Lack of co-ordination among departmentsThe concept of supply chain management functions properly only if there is better coordination among departments of departments. Establishing a coordination among several departments within big corporate is a quite difficult task where this concept may eventually fail to trained and personalized staffSupply chain management requires qualified and trained human resources for its effective executive within the company. Company need to incurs heavy expenses for acquiring such taskforce that is professional and highly skilled. Small companies may find it unfavorable for their implementation. Lack of reliabilitySupply chain management lacks of reliability as it is completely dependent upon the mode of information exchange among several departments. If there is any instance of inaccurate information sharing by any of the department, then it will have adverse effects on performance of whole supply chain. Manfaatsupply chain management (SCM) Meminimalkan inventori Kegiatan SCM dapat menekan tingkat inventori, melalui pengendalian dan informasi intensif. Mengurangi biaya Pengintegrasian aliran produk dari pemasok sampai konsumen akhir dapat mengurangi biaya. Mengurangi lead time Koordinasi, sistem, data dan informasi yang tepat dalam pelaksanaan Berkembangnya jaman memang membuat banyak aspek dalam hidup jadi lebih mudah dilakukan. Tapi, ternyata itu juga membuat tantangan-tantangan baru yang harus kita hadapi. Begitu juga dengan tantangan supply chain management. Tentu ngga sama antara yang dulu dan yang sekarang. Kenapa? Karena supply chain terus berkembang mengikuti trend permintaan customers sekaligus menghadapi tantangan baru yang muncul dari waktu ke waktu. Sebagai seorang profesional di bidang supply chain, anda perlu membuat rencana strategis jangka panjang untuk tetap memastikan semua operasional anda berjalan dengan lancar. Apa sebenarnya tantangan supply chain management yang harus anda hadapi? Ekspektasi konsumen yang lebih menuntut, lebih banyak market channels, kompleksitas internasional, dan masih banyak lagi. Itu semua adalah tantangan supply chain management yang cukup besar untuk dihadapi setiap perusahaan. Mengingat hal itu, pada postingan kali ini saya akan membahas tentang beberapa tantangan supply chain management yang harus anda hadapi sekarang ini. Tapi, sebelum kita lanjut, saya mau mengajak anda untuk bergabung di scmguide telegram channel untuk memastikan anda ngga ketinggalan artikel-artikel supply chain management bermanfaat lainnya. 9 tantangan supply chain management yang harus anda hadapiKenaikan biaya di seluruh supply chainKenaikan biaya apa saja yang bisa terjadi dalam supply chain?Single source menambah resiko supply chainKompleksitas supply chain karena multiple market channelsKonsumen semakin menuntut kecepatan, kualitas, dan pelayanan yang terus meningkatMempertahankan strategi inventory tradisionalKurangnya data dan informasi yang bisa ditindaklanjutiTekanan resiko supply chainKetidakpastian supply chainTuntutan lainnya untuk supply chainKesimpulan 9 tantangan supply chain management yang harus anda hadapi Kenaikan biaya di seluruh supply chain Anda pasti tahu apa dampaknya kalau biaya supply chain anda naik kan? Betul sekali. Profit anda akan semakin berkurang. Menaikkan harga jual ke customer ngga pernah segampang itu. Jadi mau ngga mau andalah yang harus menanggung kenaikan biaya ini. Biaya-biaya supply chain berasal dari banyak fungsi, seperti biaya procurement, produksi, distribusi, dan banyak lagi. Yang jadi masalah adalah kalau anda ngga memberi perhatian terhadap kenaikan-kenaikan biaya tersebut. Anda jadi ngga mengambil langkah untuk meresponnya. Pada akhirnya, biaya operasional anda menjadi begitu tinggi. Kemampuan anda untuk bisa mengurangi dampak kenaikan biaya-biaya supply chain sangat penting di sini. Dan itu adalah salah satu tugas anda sebagai profesional di bidang supply chain management. Kenaikan biaya apa saja yang bisa terjadi dalam supply chain? Ada beberapa biaya yang bisa terus meningkat dari waktu ke waktu seperti biaya-biaya berikut ini. Harga bahan bakar untuk pengangkutan barang, baik melalui jalan darat, laut, atau udara. Memang biaya ini bisa berkurang dalam kondisi-kondisi tertentu. Tapi seringnya komoditas. Yang tentunya akan meningkatkan biaya bahan baku tenaga kerja yang lebih tinggi. Ini bisa terjadi baik di sisi supplier, manufaktur, atau internasional yang semakin kompleks. Akibatnya, biaya penyimpanan, pemindahan, dan pengelolaan produk pun menjadi lebih tinggi. Single source menambah resiko supply chain Banyak perusahaan menggunakan single source sebagai kebijakannya. Tentu saja banyak yang jadi pertimbangan kenapa mengambil kebijakan itu. Salah satunya adalah karena kebijakan tersebut dinilai lebih rendah dalam hal biaya yang harus dikeluarkan. Tapi sayangnya, single source juga akan membuat perusahaan anda lebih rentan jika supplier anda mengalami gangguan produksi atau transportasi, misalnya. Dengan semakin kompleksnya tantangan supply chain management sekarang ini, terlebih di masa pandemi seperti saat ini, single source menjadi semakin beresiko. Malah, bisa dibilang kalau itu adalah jaminan untuk hilangnya penjualan saat terjadi gangguan di supplier. Kalau anda tetap memilih untuk menerapkan kebijakan ini, pastikan anda sudah mempersiapkan strategi risk mitigation untuk mengantisipasi, atau meminimalkan, resiko dan tantangan supply chain management anda. Kompleksitas supply chain karena multiple market channels Kita ngga menyangkal kalau dibilang customer saat ini bisa membeli sebuah produk dari berbagai market channels. Dan tentu saja, supply chain anda harus beradaptasi dengan hal itu. Salah satu tugas anda sebagai profesional di bidang supply chain adalah untuk mengembangkan berbagai variasi dalam proses supply chain anda. Untuk apa? Tentu saja untuk bisa menangani setiap market channels berikut. Situs web eCommerce, yang menyediakan penjualan langsung ke konsumen, membutuhkan pengiriman yang cepat dan logistik di tingkat dan grosir tradisional, yang membutuhkan area penyimpanan yang besar dan dekat dengan kota besar. Jangan lupa juga untuk menggabungkan hal ini dengan inventory control yang akurat untuk memastikan produk selalu markets, yang membutuhkan pemahaman lebih dalam tentang pilihan-pilihan untuk memenuhi kebutuhan customer sekaligus tunduk terhadap syarat dan ketentuan dropshipping, yang membutuhkan layanan internasional yang cepat sehingga konsumen bisa menerima barang pesanan mereka dengan cepat pula. Seorang supply chain manager seringkali harus mengelola banyak supply chain, pihak ketiga, dan berbagai organisasi lainnya. Tujuannya apa lagi kalau bukan untuk membuat customer mereka puas. Terlepas dari bagaimana cara mereka memesan dan menerima produk tersebut. Anda juga pasti suka Bagaimana Membangun Supply Chain yang Efektif dan Efisien5 Faktor Yang Bisa Mengakibatkan Kegagalan Supply Chain Anda Konsumen semakin menuntut kecepatan, kualitas, dan pelayanan yang terus meningkat Tantangan supply chain management selanjutnya berkaitan dengan perilaku konsumen saat ini. Ada begitu banyak pilihan bagi konsumen sekarang ini. Hal itu tentu saja memaksa industri untuk membuka mata mereka terhadap kondisi ini kalau mereka ngga ingin kehilangan pelanggan. Saat ini, industri harus semakin fokus untuk menyediakan produk dan layanan yang memuaskan customer. Bukan cuma sekedar harga yang sekarang ini menjadi pertimbangan konsumen dalam membeli barang. Tapi juga kualitas dan kecepatan. Bagi konsumen di masa sekarang ini, harga, kualitas, dan kecepatan adalah tiga hal yang sama pentingnya. Ayo kita lihat beberapa fakta di lapangan. Konsumen saat ini ingin segera mendapatkan barang pesanannya. Terlebih lagi jika sudah menyangkut pembelian barang secara online. Mereka menginginkan pesanan mereka tiba dalam beberapa hari bahkan jika memungkinkan, tiba di hari yang semakin menuntut tingkat kualitas tertentu dari produk yang mereka mentah, barang setengah jadi, dan barang jadi harus selalu mematuhi persyaratan keselamatan dan peraturan-peraturan lainnya. Dan ini berlaku untuk setiap dan layanan yang ramah lingkungan pun menjadi tuntutan tersendiri bagi sebagian orang yang peduli dengan kelestarian lingkungan. Dan tahukah anda produk mana yang akan paling sukses di pasaran? Itu adalah produk yang memenuhi semua persyaratan mengenai kualitas, ketersediaan, dan harga yang diharapkan konsumen. Di sinilah peran supply chain management dibutuhkan dan menjadi semakin penting untuk memenuhi tuntutan-tuntutan tersebut. Mempertahankan strategi inventory tradisional Apa itu strategi inventory tradisional? Strategi inventory control tradisional adalah strategi yang berfokus pada kinerja masa lalu untuk menentukan strategi inventory saat ini. Kekurangan dari pendekatan ini adalah ngga mempertimbangkan kejadian ngga terduga yang mungkin terjadi. Selain itu, perusahaan anda juga menjadi ngga gesit dan seperti ngga mengakomodasi kondisi yang sebenarnya sedang anda hadapi sekarang ini. Anda perlu sebuah pendekatan dari luar ke dalam dengan menggunakan streaming data untuk membuka wawasan, melihat pergeseran pasar, dan menentukan demand. Dengan begitu, anda akan lebih bisa menangani ketidakpastian dengan lebih baik dibandingkan strategi inventory tradisional tadi. Anda juga bisa melakukan analisa what-if untuk menentukan strategi inventory yang tepat dalam rangka menghadapi tantangan supply chain management yang ada di depan mata. Kurangnya data dan informasi yang bisa ditindaklanjuti Masalah paling umum dihadapi para business leader, khususnya di bidang supply chain management, adalah kita seringkali ngga punya informasi yang cukup untuk membuat suatu keputusan. Plus, kompleksitas supply chain membuatnya semakin sulit untuk mengevaluasi beberapa alternatif, trade-offs, dan skenario untuk mendapatkan keputusan terbaik. ERP tradisional mungkin bagus dalam menangani data dalam jumlah besar. Tapi, caranya menangkap, memproses, dan menyimpan informasi membuatnya sulit digunakan untuk memprediksi trend ke depan. Pun begitu dengan kebanyakan analisa bisnis yang baik untuk melaporkan apa yang sudah terjadi, tapi hanya sedikit sekali menggambarkan tantangan supply chain management yang akan dihadapi di masa depan. Apa yang anda perlukan untuk menghadapi tantangan supply chain management adalah kemampuan mempertanyakan lagi data yang anda punya untuk menentukan solusi paling optimal. Jadi, anda ngga hanya terpaku pada data apa yang tersaji di hadapan anda. Anda harus bisa membuat pemodelan supply chain yang bisa merefleksikan secara akurat bagaimana supply chain anda bekerja, memperhitungkan semua input, output, dan hambatan, dan mampu memperhitungkan trade-offs. Dengan begitu, anda akan bisa mendapatkan data yang bisa anda gunakan untuk mempertimbangkan berbagai macam skenario yang mungkin terjadi untuk selanjutnya menentukan solusi terbaik menghadapi tantangan supply chain management yang anda hadapi. Tekanan resiko supply chain Seperti yang saya sebutkan sebelumnya, kompleksitas internasional, lingkungan yang berubah, tekanan ekonomi, dan perselisihan perdagangan, memberi tekanan tersendiri pada keseluruhan supply chain. Dan anda perlu berhati-hati, karena tekanan-tekanan tersebut bisa dengan mudah berubah menjadi resiko, bahkan masalah, untuk anda. Apa saja itu? Supplier, produsen, logistik, dan customer yang tersebar di berbagai negara, zona waktu, dan benua, tentunya memerlukan koordinasi dan pengelolaan yang beberapa proses dalam supply chain yang menambah kompleksitas untuk mitra hulu dan hilir yang tertutup dan kurangnya visibilitas yang meningkatkan kesulitan pelaporan, business intelligence, dan pengambilan keputusan yang compliance dan quality management, yang membutuhkan kesepakatan, kontrak, dan kontrol yang kuat dalam organisasi supply chain. Sekali lagi, tugas anda sebagai supply chain professional adalah untuk mengembangkan strategi yang tepat untuk memitigasi resiko-resiko tersebut. Anda harus memprioritaskan untuk meminimalisir resiko dan menangani masalah yang terlanjur terjadi. Ketidakpastian supply chain Ketidakpastian dalam supply chain pada kondisi tertentu bisa jadi masalah untuk anda. Anda harus mampu menangani masalah tersebut dengan cepat kalau anda ngga ingin ada keterlambatan, backlog, bottlenecks, atau masalah lainnya. Situasi politik dan proteksionisme di banyak negara mempengaruhi tarif pada semua jalur perdagangan. Apa dampaknya? Tentu saja timbulnya biaya tambahan, keterlambatan, dan waktu proses bea cukai yang lebih lama. Ini berarti pengiriman internasional anda menjadi lebih lambat. Selain itu, hal tersebut juga bisa dimanfaatkan pesaing anda dari negara-negara tertentu yang bisa mendapatkan tarif lebih rendah. Lebih jauh lagi, peningkatan volume barang internasional juga mengakibatkan port congestion. Akibatnya, supply chain anda akan mendapatkan lebih banyak tekanan karena kapal, truk, atau kereta api harus menunggu lebih lama untuk pemuatan, pembongkaran, dan pemindahan barang. Belum lagi fakta kalau otoritas dan operator pelabuhan juga mengenakan biaya untuk barang-barang yang disimpan di pelabuhan. Terlepas dari apa masalahnya, profesional di bidang supply chain perlu memahami apa sebenarnya masalah utama yang mempengaruhi supply chain di seluruh dunia. Mereka harus mampu membuat analisa dan mengembangkan strategi manajemen yang kuat untuk bisa menyelesaikan masalah dengan cepat. Apa yang dibutuhkan? Prediksi masalah sebelum masalah tersebut muncul. Buat kontrak, relationship management, kolaborasi, dan prioritas yang kuat untuk meminimalisir dampak masalahnya. Anda juga pasti suka 9 Hal Ini Bisa Membuat Anda Selalu Punya Excess Stock10 Cara Ini Bisa Mengurangi Biaya Supply Chain Anda Secara Signifikan Tuntutan lainnya untuk supply chain Apa lagi yang perlu menjadi pertimbangan anda sebagai seorang profesional di bidang supply chain? Ayo kita lihat. Kecepatan supply ke pasar dengan tepat waktu. Anda harus bisa menentukan lokasi dan ketepatan waktu dari bahan baku, suku cadang, dan produk berdasarkan sales and marketing cycles. Anda harus mampu memprediksi dan mengidentifikasi permintaan konsumen sejak awal. Selain itu, anda juga harus bisa merencanakan bagaimana supply dan management berdasarkan ketersediaan dan cost balancing. Retailer ingin memutar inventory mereka lebih cepat. Mereka ngga ingin mengeluarkan banyak uang karena produk yang bergerak lambat. Hal ini membutuhkan supply chain management hulu yang lebih baru yang memerlukan pembuatan prototipe dan pengembangan yang cepat. Pengenalan produk baru ke pasar membutuhkan supply chain yang andal, cepat, dan berkualitas. Kesimpulan Tantangan supply chain management modern terus meningkat dan bertambah. Untuk itu, dibutuhkan supply chain yang terus berkembang supaya mampu menjawab setiap tantangan yang ada. Kemampuan profesional di bidang supply chain untuk memprediksi, mengantisipasi dan, memecahkan masalah sangatlah dibutuhkan. Ia harus mampu menjadi yang terdepan dalam menghadapi tuntutan dan tantangan supply chain management yang memberi lebih dari sekedar visibilitas dan pengelolaan yang baik. Selain itu, ia pun harus bisa meminimalkan resiko, mengurangi kompleksitas, dan mengurangi biaya supply chain secara keseluruhan. “Kalau anda pikir artikel ini bermanfaat, bagikan juga ke rekan-rekan anda lainnya dan gabung dengan scmguide telegram channel untuk mendapatkan artikel bermanfaat lainnya dari blog ini.” KELEBIHANSUPPLY CHAIN MANAGEMENT. Menurut Indrajit dan Djokopranoto adalah. Mengurangi inventori barang Inventori merupakan aset perusahaan yang berkisar antara 30%- 40% sedangkan biaya penyimpanan barang 20%-40% dari nilai barang yang disimpan; Menjamin kelancaran arus barang. Skip to content Martin Barraud/Caiaimage/Getty Images The primary disadvantages of supply chain management, or SCM, include complexity and costs. Because of the numerous working parts and the technology involved, companies face many chances for errors or oversights with SCM. The technological infrastructure involved in SCM also offsets some of the perceived value gained by its have to hire dedicated managers to oversee supply chains and to make decisions on improvements. SCM is also based on the premise of collaboration with suppliers, which makes a company reliant on partners. If a supplier fails to deliver on its commitments, a business may run out of products and lose customers. MORE FROM 11Komponen rantai pasok suatu perusahaan menurut Turban dkk (2004) terdiri dari upstream supply chain, internal supply chain dan downstream supply chain. Gambar 1. Bagan komponen Bisnis apa pun menghadapi banyak masalah dan mencari metode baru untuk mengoptimalkan dana dan memotong biaya produksi. Sebagai cara untuk pengoptimalan, perusahaan kemungkinan besar memberikan perhatian sebanyak mungkin pada situs web, teknologi pemasaran, dan pengembangan aplikasi. Masih meningkatkan hasil rantai pasokan kemungkinan akan membawa lebih banyak manfaat bagi perusahaan. Solusi transformasi digital Transformasi digital akan membantu bisnis di seluruh dunia menjadi lebih efisien dan transparan. Rantai pasokan modern mendapatkan akses ke lebih banyak informasi dan teknologi daripada sebelumnya, menciptakan rantai pasokan digital baru. Namun, rantai pasokan digital semakin berkembang berdasarkan penggunaan "teknologi pintar," seperti solusi perangkat lunak cerdas, Internet of Things IoT, Kecerdasan Buatan, Data Besar, dan, Blockchain mengubah manufaktur dan logistik dengan menyediakan tingkat visibilitas dan peluang baru untuk meningkatkan operasi secara keseluruhan. Solusi perangkat lunak manajemen rantai pasokan yang cerdas Ada banyak solusi perangkat lunak berbeda untuk manajemen rantai pasokan yang menyediakan pelacakan, pengendalian kelebihan stok, peramalan permintaan, serta teknologi dan fitur perencanaan inventaris. Jadi, ketika perusahaan merasa bahwa sumber daya yang ada untuk manajemen rantai pasokan tidak cukup, perusahaan harus mencari solusi perangkat lunak yang cerdas. Ada persyaratan signifikan yang harus diperhatikan perusahaan, seperti waktu implementasi alat ke dalam proses perusahaan dan kemungkinan integrasi dengan sistem ERP mereka. Selain itu, tingkat fleksibilitas perangkat lunak yang sesuai dengan kebutuhan bisnis perusahaan juga memegang peranan penting. Utilitas seperti Streamline menyediakan solusi yang dibuat dengan sengaja sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Perangkat lunak ini penting untuk mengelola bisnis dalam berbagai ukuran dengan memperkirakan permintaan di masa depan, mengoptimalkan inventaris, dan melepaskan modal yang dibekukan. Untuk menggambarkan hal ini, Streamline menggunakan dekomposisi deret waktu, model permintaan terputus-putus, dan algoritme pengambilan keputusan mirip manusia yang memilih model yang sesuai untuk setiap produk. Pendekatan ini sangat tahan terhadap pemasangan yang berlebihan. Ia tidak mencoba menyesuaikan permintaan yang tidak teratur, tetapi pada saat yang sama, ia mampu menangkap semua ketergantungan yang diamati dengan jelas seperti musim, tren, dan perubahan level. Streamline bertujuan untuk memilih model paling sederhana yang masih menangkap dependensi dalam data yang merupakan satu-satunya cara untuk menghasilkan perkiraan yang akurat. Pertukaran antara kesederhanaan model dan kesesuaian data akhirnya menghasilkan akurasi setinggi mungkin. Solusi SCM yang cerdas akan memberi Anda visibilitas inventaris Anda yang tak tertandingi, termasuk biaya dan dokumen yang terkait, saat bergerak melalui rantai pasokan Anda. Ini juga harus memberikan tingkat detail yang paling terperinci dan memungkinkan Anda mengelola masalah dengan pengecualian. Dan inilah tepatnya cara kerja Streamline. Teknologi Internet of Things IoT di bidang logistik IoT digunakan oleh bisnis untuk merampingkan operasi dengan secara bersamaan menghubungkan berbagai perangkat yang mendukung web. Pasar bisnis dari pertanian hingga manufaktur menghadapi masalah pada setiap langkah dalam proses produksi dan transportasi. Ada banyak tantangan yang dapat membuat atau menghancurkan rantai pasokan seperti keterlambatan transportasi, pemantauan kargo yang lemah, pencurian, kesalahan operator, kegagalan TI yang sudah ketinggalan zaman. Semua faktor ini mengancam keuntungan dan meningkatkan tekanan biaya, yang tetap tak henti-hentinya, apa pun bisnisnya. Terutama jika menyangkut barang yang mudah rusak, konsekuensinya melampaui garis bawah. 30% penuh dari semua produk dan produk yang mudah rusak tidak pernah berhasil sepenuhnya dari pertanian ke meja, menurut IoT baru-baru ini. Ini adalah kasus limbah yang menyedihkan namun merupakan kesempatan untuk menerapkan teknologi tinggi ke titik sakit yang berdampak pada pertumbuhan populasi dan area di mana kerawanan pangan semakin tinggi. Dengan mempertimbangkan semua fakta di atas, nilai dari platform logistik yang terhubung tidak perlu dipertanyakan lagi. Dan generasi berikutnya dari manajemen rantai pasokan yang sukses— yang dikenal sebagai logistik memanfaatkan komputasi edge dan Internet of Things IoT untuk menghasilkan mekanisme umpan balik otomatis, rasa dan respons waktu nyata. Ini juga akan menempatkan keamanan siber dan penanganan data yang aman pada tingkat premium. Ini juga memungkinkan organisasi logistik untuk mencapai transparansi, efisiensi, pemeliharaan, otomatisasi, keselamatan pengiriman, dan pengoptimalan biaya di seluruh proses rantai Buatan dalam perangkat lunak peramalan permintaan AI memberdayakan rantai pasokan dengan kemampuan untuk merampingkan hampir setiap proses dalam rantai hingga ke pengguna akhir yang memberikan peluang bisnis untuk membuat keputusan secara bersamaan berdasarkan data waktu nyata. Salah satu kunci AI adalah kemampuannya untuk belajar dan beradaptasi. Menggunakan teknologi pembelajaran mendalam, AI sangat cocok untuk proses yang teliti dan rawan kesalahan manusia. Untuk menggambarkan hal ini, AI dapat meningkatkan identifikasi level stok atau memenuhi pesanan dengan menganalisis data dan mempelajari peristiwa sebelumnya. Selain itu, teknologi ini dapat menggunakan data historis dalam jumlah besar untuk belajar dari kesalahan. Jika terjadi kesalahan, itu tidak akan dilakukan lagi. Intinya, AI dapat membuat keputusan yang lebih baik dengan lebih cepat. Penyederhanaan ini dapat diterapkan di seluruh rantai pasokan Anda untuk hasil yang luar biasa. Aspek lain yang berpotensi besar dimiliki AI adalah pengoptimalan logistik. Solusi cerdas semacam itu dapat diterapkan untuk mobil tanpa pengemudi yang dapat mengurangi waktu tunggu dan biaya tenaga kerja manusia. Selain itu, kendaraan ini lebih efisien dan memiliki tingkat akurasi yang lebih tinggi saat mengemudi dibandingkan manusia. Ada banyak perusahaan yang bekerja untuk merilis truk semi listrik dengan beberapa kemampuan tanpa pengemudi seperti Tesla, Nissan dan lain-lain. Inovasi semacam itu memiliki potensi besar untuk merevolusi transportasi dalam industri rantai pasokan secara umum dan akan mempengaruhi pemasok lain pada khususnya. Pendekatan Big Data di bidang manufaktur Data besar dan analitik sudah dapat membantu meningkatkan produksi. Misalnya, proses produksi padat energi dapat dijadwalkan untuk memanfaatkan fluktuasi harga listrik. Data tentang parameter manufaktur, seperti gaya yang digunakan dalam operasi perakitan atau perbedaan dimensi antar bagian, dapat diarsipkan dan dianalisis untuk mendukung analisis akar penyebab kerusakan, bahkan jika terjadi bertahun-tahun kemudian. Pengolah dan produsen benih pertanian menganalisis kualitas produk mereka dengan berbagai jenis kamera secara real-time untuk mendapatkan penilaian kualitas setiap benih. Internet of Things, dengan jaringan kamera dan sensornya pada jutaan perangkat, dapat memungkinkan peluang manufaktur lainnya di masa mendatang. Pada akhirnya, informasi langsung tentang kondisi mesin dapat memicu produksi suku cadang cetak 3D yang kemudian dikirim oleh drone ke pabrik untuk bertemu dengan seorang insinyur, yang mungkin menggunakan kacamata augmented reality untuk panduan saat mengganti suku cadang. Teknologi blockchain untuk pengoptimalan bisnis Ada banyak cara berbeda untuk mengimplementasikan teknologi terkenal ini. Terlepas dari hype dan janji besar untuk mengurangi biaya transaksi secara dramatis, agar realistis, teknologi blockchain berpotensi untuk digunakan dalam logistik untuk mencatat dan melacak sebagian besar transaksi. Salah satu masalah terbesar dengan data saat ini adalah proses pencatatan dan penyimpanannya. Di satu sisi, informasi tentang transaksi perusahaan disimpan secara pribadi tanpa buku besar utama dari semua aktivitas yang tersedia. Di sisi lain, data ini sering didistribusikan ke seluruh departemen perusahaan atau tenaga kerja tertentu secara internal, yang menjadikan koordinasi transaksi sebagai upaya yang memakan waktu dan rawan kesalahan. Sebaliknya, dalam sistem blockchain, tidak perlu mempekerjakan pihak ketiga untuk verifikasi transaksi atau proses transfer. Selain itu, dalam sistem berbasis blockchain, semua transaksi diamankan dan diverifikasi dalam hitungan detik karena buku besar direplikasi dalam sejumlah besar database yang identik. Akibatnya, dalam waktu dekat blockchain akan membantu mengatasi masalah ini dalam logistik dan meningkatkan efisiensi dalam proses rantai pasokan. Manfaat utama penggunaan teknologi ini adalah untuk mencapai transparansi data dan mendapatkan akses ke pemangku kepentingan yang relevan di sepanjang rantai nilai, oleh karena itu menciptakan 'sumber kebenaran tunggal'. Ringkasan Solusi Smart Supply Chain Management menghadirkan berbagai peluang untuk mengoptimalkan proses bisnis dan meningkatkan pendapatan. Pendekatan cerdas dalam meningkatkan rantai pasokan dimulai dengan perangkat lunak yang lebih baik dan lebih cerdas, yang akan menyelesaikan kesenjangan perkiraan inventaris dan meningkatkan perencanaan permintaan. Ketika faktor-faktor tersebut tidak lagi berpengaruh secara intensif terhadap perkembangan bisnis, kecepatan dan ketepatan akan menjadi titik perubahan. Dan teknologi seperti IoT, AI, Big Data, dan Blockchain akan meningkatkan perusahaan dan membuat lebih banyak proses lebih mudah. Selain itu, teknologi ini akan memungkinkan perusahaan dan secara dramatis akan meningkatkan efisiensi di setiap lapisan penyampaian layanan, tetapi jalan kami masih panjang. Ingatlah selalu bahwa tidak ada satu pil ajaib untuk semua masalah dengan logistik, perencanaan inventaris dan proses streaming, serta di mana satu alat akan memberikan hasil terbaik, yang lain tidak akan berusaha. Anda tidak pernah tahu sampai Anda mencoba. PengertianForecasting atau Peramalan menurut William J. Stevenson (2009:72), Peramalan adalah input dasar dalam proses pengambilan keputusan manajemen operasi dalam memberikan informasi tentang permintaan di masa mendatang dengan tujuan untuk menentukan berapa kapasitas atau persediaan yang diperlukan untuk membuat keputusan staffing, budget SzZqQn4.
  • k3xutn5z3u.pages.dev/377
  • k3xutn5z3u.pages.dev/155
  • k3xutn5z3u.pages.dev/136
  • k3xutn5z3u.pages.dev/31
  • k3xutn5z3u.pages.dev/186
  • k3xutn5z3u.pages.dev/301
  • k3xutn5z3u.pages.dev/236
  • k3xutn5z3u.pages.dev/106
  • k3xutn5z3u.pages.dev/360
  • kelebihan dan kekurangan supply chain management